saya sendiri mungkin karena terlalu sarkastik, mangkanya task Sentiment agak susah
sebagai tambahan, tingkat kesulitan sebuah Task bisa dari beberapa variable :
1. Makan Bandwidth. Banyak Task yang harus cek sana sini, buka ini itu, dengan kecepatan koneksi seadanya, Task seperti ini jadi sulit. Misal Task flagging Image, untuk koneksi lambat, loading 100 images akan menyiksa. gak percaya? coba aja, Task yang harus cek sampai 10 Banner Iklan, cek dan kopi paste URLnya.
2. Skill / Expertise. Sebagian Task dibutuhkan Skill serius atau standard kemampuan yang cukup tinggi. Misal comprehension/ pemahaman, bentuk atau penataan kalimat, sebab akibat (bahasa), menamai, mengkategorikan atau mecocokan benda dengan lainnya seperti Task Lukisan Bunga dari Museum.
3. Daunting Process/ Ribet. Mirip yang pertama, mesti cek sana sini, bener-bener mastiin datanya sesuai yang diminta, kopi paste ini itu (bolak balik halaman narasumber dan task), ngerjain seharian bisa pegel tangan kiri dan kriting tangan kanan (terutama telunjuk yang scroll mulu), atau Task kelewat panjang dan banyak pertanyaan.
4. Men VS Machine. Segampang-gampangnya Task, kalo ketemu Gold Question yang gila, tetep aja expelled secara menyakitkan, entah kontributor yang tidak mengikuti instruksi 100% atau karena Gold tadi memang gak karuan. Misal, karena kontributor punya pikiran dan hati, sementara sebagian Task minta Judgment dari kontributor, sebenarnya penilaian kontributor bisa jadi subjektif, tidak akan 100% sesuai dengan yang diperintahkan maupun diminta. Judgement dan Sentiment dari para kontributor gak mungkin ngalahin CrowdBot (yang diset si Task Author).
5. Unconditional Task. Yang seperti ini adalah yang instruksi gaje, biasanya bentuk research dan analytic. Misalnya ada task sampe 200 pertanyaan lebih, termasuk bentuk essay, eh di akhir perjalanan ketemu harus download image sbesar 12.98 Mb, ngeri aja. Atau Task yang disuruh naro piring kotor, gak slesei, akhirnya kirim surat biar bisa dapet serebu perak, atau task sederhana kopi paste yang gak bisa validasi, ngeselin aja.
sementara task lain, masih bisa diakali dan dipelajari (dari kebiasaan dan kesalahan, bukan instruksi). untuk task jadi manajer HRD abal-abal bahkan sempet SS unfair correction, supaya kalo ketemu pertanyaan sama (profil orang), bisa dicek dan diikuti jawaban yang harus kita kasih supaya gak kena koreksi (bodo, biarpun jawaban tidak sesuai instruksi tapi yang penting jangan sampe ngurangin akurasi).
untuk saat ini, yang terpikir sih cuma itu